MAKALAH
AKUNTANSI MADYA
|
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin segala
puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Tiada daya dan upaya selain
kepunyaan Allah dan karena atas rahmat-Nya serta kemurahan-Nya penulis
diberikan waktu, kesehatan serta kemampuan untuk dapat menyelesaikan tugas
Akuntansi Keuangan Madya berupa sebuah
makalah atas. Shalawat dan salam
penulis junjungkan kepada Nabi besar Muhammad SAW dan keluarganya hingga akhir
zaman.
Makalah
ini disusun sebagai bahan penyelesaian salah satu tugas dari mata kuliah
Akuntansi Keuangan Madya serta
diharapakan dapat menjadi bahan pembelajaran bagi siapapun yang tertarik dengan
materi ini.
Saran
serta kritik yang membangun tentang makalah ini penulis harapkan untuk
memperbaiki kualitas dari isi makalah ini. karenanya penulis menyadari bahwa tidak ada tugas yang
bernilai sempurna.
Akhirnya penulis mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Drs. H. Abd. Rijal, M.Si selaku
dosen Akuntansi Keuangan Madya yang
telah memberikan penulis suatu tugas yang bermanfaat. Semoga Allah SWT meridhoi
segala amal perbuatan kita. Amin
Makassar, Desember 2011
Muhammad Rizal Aris
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
1.
Latar Belakang Masalah.................................................................
2.
Rumusan
Masalah..........................................................................
3.
Tujuan
Penulisan......................................................................................
4.
Manfaat
Penulisan..........................................................................
BAB II PEMBAHASAN
MATERI..................................................................
2.1 Definisi Kas Dan Setara Kas...........................................................
2.2 Kas dan
Bank................................................................................
2.3
Dana Kas
Kecil.............................................................................
2.4
Rekonsiliasi Saldo Kas………………………………………..
BAB
III PENUTUP……………………………………………………………..
3.1 Kesimpulan………………………………………………………….
3.2 Saran…………………………………………………………….
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sebagaimana
telah kita ketahui bahwa pengertian dari Akuntansi Keuangan Madya I ialah salah
satu ilmu akuntansi yang
mengkaji mengenai masalah-masalah yang dihdapi dalam dunia keuangan . Dan di dalam mata kuliah ini terdapat
salah satu bab yang membahas tentang Kas dan Setara Kas. Maka dari itu semua
disini penulis ingin membahas masalah kas dan setara kas ini ke dalam sebuah
makalah.
Kas merupakan alat pembayaran dan bagian dari aktiva
yang liquid, yang dapat dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial
perusahaan, kas dapat berupa uang tunai atau simpanan pada bank yang dapat
digunakan dengan segera dan diterima sebagai alat pembayaran sebesar nilai
nominalnya,seperti uang kertas dan logam, check dan bilyet giro, simpanan
di Bank dalam bentuk giro dan lain-lain.
Kas dan bank meliputi uang tunai dan
simpanan-simpanan di bank yang langsung dapat diuangkan pada setiap saat tanpa
mengurangi nilai simpanan tersebut. Kas dapat terdiri dari kas kecil atau
dana-dana kas lainnya seperti penerimaan uang tunai dan cek-cek (yang bukan
mundur) untuk disetor ke bank keesokan harinya
Setara kas adalah investasi yang sifatnya
sangat liquid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dijadikan kas dalam jumlah tertentu
tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang sangat signifikan.
Kas kecil disediakan untuk keperluan
pembayaran yang jumlahnya kecil dan tidak praktis bila dilakukan dengan check.
Semua pengeluaran kas kecil dicatat pada buku kas kecil dan hanya
diposting ke buku besar sekali saja pada saat pengisian kembali kas kecil.
Dana yang ditentukan dalam kas kecil harus ditetapkan melelui keputusan
manajemen dan tidak boleh melebihi ketentuan tersebut. Pengeluaran-pengeluaran
kas kecil hanya dapat dilakukan setelah perintah pengeluaran kas telah
ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
Fungsi kas dalam
suatu perusahaan sangat penting, karena hampir setiap kegiatan yang dilakukan
oleh perusahaan selalu berkaitan dengan kas.Maka tanpa kas perusahaan
tidak akan berjalan dengan lancar. Kas yang
diperlukan perusahaan baik digunakan untuk membiayai perusahaan sehari-hari
ataupun untuk pembelian aktiva tetap,memiliki sifat continue maupun tidak
continue. Sifat continue, Untuk pembelian bahan baku, pembayaran gaji
dan upah, membeli suplies kantor habis pakai dll. Sedangkan sifat tidak
continue, untuk pembayaran pajak, dividen, angsuran, hutang dll.
1.2 Rumusan
Masalah
- Apakah yang dimaksud dengan kas dan setara kas ?
- Apakah perbedaan antara kas dan bank dan hubungannya dengan rekonsiliasi pada akhir tahun buku !
- Apa saja metode yang digunakan dalam pencatatan atas dana kas kecil ?
- Apa yang dimaksud dengan rekonsiliasi dan macam transaksi yang menyebabkan terjadinya rekonsiliasi !
1.3 Tujuan
Penulisan
- Mendeskripsikan definisi dari kas dan setara kas.
- Mendeskripsikan perbedaan antara kas dan bank dan hubungannya dengan rekonsiliasi pada akhir tahun buku.
- Mendeskripsikan metode yang dignakan dalam pencatatan dana kas kecil.
- Mendeskripsikan definisi rekonsiliasi dan macam transaksi yang menyebabkan terjadinya rekonsiliasi.
1.4 Manfaat
Penulisan
- Bagi Pengajar
Bisa dijadikan sebagai salah acuan dalam mengajar agar para peserta
didiknya dapat berprestasi lebih baik dimasa yang akan datang.
- Bagi Mahasiswa
Bisa dijadikan sebagai bahan kajian
belajar dalam rangka meningkatkan prestasi diri pada khususnya dan meningkatkan
kualitas pendidikan pada umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
MATERI
2.1 Definisi Kas Dan Setara Kas
Kas adalah uang tunai yang paling likuid
sehingga pos ini biasanya ditempatkan pada urutan teratas dari aset. Yang
termasuk dalam kas adalah seluruh alat pembayaran yang dapat digunakan dengan
segera seperti uang kertas, uang logam, dan saldo rekening giro di bank.
Menurut
PSAK No. 2, setara kas adalah investasi yang sifatnya liquid, berjangka pendek,
dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa
menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. Pada umumnya, hanya
investasi dengan jatuh tempo asli tiga bulan atau kurang yang memenhi syarat
sebagai setara kas. Deposito yang jatuh temponya kurang atau sama dengan tiga
bulan dan tidak diperpanjang terus-menerus (rollover) dapat
dikategorikan sebagai setara kas.
Bank
adalah saldo rekening giro yang dapat digunakan secara bebas untuk membiayai
kegiatan usaha. Yang tidak termasuk dalam pengertian kas, baik menurut
akuntansi maupun perpajakan adalah:
1. Deposito yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan atau rollover
Saldo rekening berupa
deposito yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan atau rollover tidak
termasuk dalam pengertian kas karena tidak dapat digunakan sewaktu-waktu.
2. Prangko dan Materai
Biasanya perusahaan mempunyai persediaan prangko dan materai yang dapat
dipakai sewaktu-waktu. Persediaan ini tidak termasuk dalam pengertian kas,
sekalipun persediaan ini sering disimpan oleh kasir perusahaan. Apabila
jumlahnya cukup besar, persediaan ini dapat digolongkan ke dalam persediaan
perlengkapan alat-alat kantor (supplies).
3. Kas bon atau uang muka
Kas bon merupakan
bukti penerimaan uang muka dari pegawai tidak dapat digolongkan ke dalam kas.
Kertas-kertas tersebut tidak dapat digunakan sewaktu-waktu, sehingga tidak
dapat dianggap uang tunai.
4. Cek mundur dan cek kosong
Cek mundur tidak dapat
diuangkan sampai jatuh temponya sehingga tidak memenuhi syarat sebagai kas. Cek
mundur yang diterima untuk melunasi piutang belum mengurangi saldo piutang.
Apabila dapat diuangkan karena tidak cukup dananyadi bank, cek tersebut disebut
kosong. Cek kosong sama sekali tidak memiliki harga, sehingga tidak dapat
dianggap sebagai aset perusahaan.
Untuk
keperluan penyusunan neraca komersial dan neraca fiskal, kas dan bank
dilaporkan sebesar nilai nominal. Perlakuan terhadap kas dan bank dalam
perpajakan dan akuntansi pada umumnya tidak jauh berbeda. Ketentuan perpajakan tidak mengatur secara rinci
mengenai teknik dan metode pembukuan kas dan bank. Oleh karena itu, praktik
akuntansi komersial yang mengatur tentang teknik dan metode pembukuan kas dan
bank dapat diikuti sepenuhnya.
Untuk tujuan pengendalian kas dan bank, perusahaan pada
umumnya, melakukan pemisahan dana antar kas kecil (petty cash) dan kas
besar(cash on hand). Kas kecil umumnya dipakai untuk pengeluaran harian
perusahaan yang sifatnya rutin dan tidak besar jumlahnya. Kas besar umumnya
dipakai oleh perusahaan untuk pengeluaran tertentu dan disimpan oleh perusahaan
di dalam brankas. Dalam kas kecil dikenal dua sistem, yaitu :
1.
Imprest fund system
sistem dana tetap dengan pencatatan transaksi dan mutasi dana kas kecil
dilakukan pada saat penggantian dana
2. Fluctuating fund system
sistem dana berfluktuasi dengan pencatatan transaksi dan mutasi dana
setiap saat.
2.2 Kas dan Bank
Istilah
“kas” menunjuk kepada alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk
membiayai kegiatan umum perusahaan. Sedangkan “bank” menunjuk kepada sisa
rekening giro perusahaan di bank yang dapat dipergunakan secara bebas untuk
membiayai kegiatan umum perusahaan. Dalam pengertian kas dan bank tidak
termasuk dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu, persediaan prangko, cek
mundur, cek kosong dari pihak ketiga, dan rekening giro pada bank di luar negri
yang tidak dapat segera dipakai.
Dalam
peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1994, rekening giro dimasukkan dalam kelompok
tabungan. Kepada penabung, tabungan, termasuk rekening giro, memberikan
penghasilan berkala berupa bunga. Dalam akutansi komersial, penghasilan bunga
itu bukan merupakan motivasi utama pembukaan rekening giro di bank, karena
barangkali jumlahnya tidak begitu berarti. Kalau terdapat bunga dari rekening
giro, akuntansi komersial akan mencatatnya sebagai penghasilan.
Dalam
penyelenggaraan rekonsiliasi antara saldo kas dan saldo bank pada akhir tahun
buku, adanya akrualisasi biaya pada
sistem kas kecil dengan metode dana tetap dan sebagai akibat penyesuaian (biaya
dan penghasilan) karena rekonsiliasi saldo kas dengan saldo bank, dalam
penyelenggaraan pembukuan untuk keperluan perpajakan adanya biaya dan penghasilan
dari akrualisasi. Penyesuaian itu harus disesuaikan dengan ketentuan perpajakan
yang berlaku.
2.3 Dana Kas Kecil
Dana Kas Kecil adalah kas yang disediakan
untuk membayar pengeluaran kecil. Terdapat dua metode pencatatan atas dana kas
kecil yaitu:
1.
Metode Imprest Fund (Metode Saldo Tetap)
Jika metode ini yang digunakan, maka di
dalam buku besar disediakan satu rekening untuk mempertanggungjawabkan dana kas
kecil. Saldo rekening ini tetap jumlahnya. Oleh karena itu jika ada pengeluaran
kas kecil pengeluaran ini tidak dibuat jurnal. Jurnal pengeluaran dilakukan
pada saat pengisian kembali (replenishment)
yang biasanya dilakukan dengan menerbitkan cek sesuai bukti-bukti pengeluaran
dari petugas kas kecil.
Jika pada akhir tahun ada pengeluaran kas
kecil yang belum diisi kembali, dengan sistem ini pengeluaran ini tentu belum
dicatat, maka pada akhir tahun dibuat jurnal penyesuaian dengan men-debet biaya
atau aset dan meng-kredit rekening ”kas kecil”. Selanjutnya pada awal tahun
berikutnya jurnal penyesuaian ini dijurnal balik (direverse), agar pembukuan waktu pengisian kembali atas pengeluaran
tersebut konsisten dengan pembukuan pada waktu yang lain.
Akuntansi untuk dana kas kecil
meliputi akuntansi saat pembentukan, pengisian kembali, dan ayat jurnal penyesuian
jika pada akhir tahun ada pengeluaran yang belum diisi kembali.
1)
Misalkan
perusahaan membentuk dana kas kecil dan menyerahkan sebuah cek nominal Rp 500
kepada petugas akuntansi khusus yang menangani kas kecil. Jurnal yang dibuat
adalah:
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
Jan 31
|
Kas Kecil
Kas
|
500
|
500
|
2) Petugas kas kecil mengeluarkan kas kecil
untuk membeli supplies kantor Rp 200, membayar ongkos angkut barang yang dibeli
Rp 150 serta biaya lain-lain Rp 75. petugas akan menerima bukti-bukti
pengeluaran. Transaksi ini dicatat dalam catatan petugas tetapi tidak dalam
bentuk jurnal.
3) Karena uang hampir habis maka petugas kas
kecil menyerahkan bukti-bukti pengeluaran sebesar Rp 425 ke bagian keuangan,
kemudian petugas menerima cek sebesar Rp 425. Tindakan ini disebut pengisian
kembali (replenishment). Jurnal yang
dibuat:
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
Des 30
|
Supplies Kantor
Transportation-in
Biaya Lain-lain
Kas
|
200
150
75
|
425
|
4) Pada akhir tahun petugas kas kecil
mengeluarkan kas untuk biaya lain-lain sebesar Rp 50, namun belum diisi
kembali, maka dibuat jurnal penyesuaian oleh bagian akuntansi sebagai berikut:
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
Des 31
|
Biaya Lain-lain
Kas
Kecil
|
50
|
50
|
5)
Pada
awal tahun berikutnya dibuat jurnal balik sebagai berikut:
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
Des 31
|
Kas Kecil
Biaya Lain-lain
|
50
|
50
|
2.
Metode Saldo Berfluktuasi
Jika metode ini yang digunakan, maka di
dalam buku besar disediakan satu rekening untuk mempertanggungjawabkan dana kas
kecil. Petugas kas kecil membuat catatan atas kas kecil. Untuk membuat jurnal
dianalisis dengan seksama transaksi yang berkaitan dengan kas kecil. Pada
hakikatnya hanya ada dua transaksi yaitu: (1) transaksi yang menambah kas
kecil, dan (2) transaksi yang mengurangi kas kecil.
Transaksi yang
menambah kas kecil adalah transaksi pengisian kas kecil atau replenishment. Transaksi yang mengurangi
kas kecil umumnya adalah untuk pembayaran biaya tertentu atau pembelian harta
tertentu.
Karena
metode saldo berfluktuasi tidak dipakai oleh pemerintah, maka modul ini tidak
memberikan ilustrasi rinci mengenai metode saldo berfluktuasi.
2.4 Rekonsiliasi Saldo Kas
Untuk pengendalian, kas dapat disimpan di
bank dalam bentuk simpanan giro. Jika hal ini terjadi maka masing-masing fihak
yaitu perusahaan (nasabah) dan bank akan melakukan pencatatan atas saldo dan
perubahan dari saldo kas tersebut. Perusahaan melakukan pencatatan atas uang
yang disimpan di bank di perkiraan (akun)
cash atau cash in bank.
Selanjutnya berdasarkan catatan bank, secara berkala bank biasanya mengirimkan
laporan ke nasabah yang lazim disebut rekening koran (bank statement). Dengan demikian dapat dilakukan perbandingan
antara data menurut perusahaan dengan informasi yang dilaporkan bank.
Rekonsiliasi adalah tindakan membandingkan
dua data untuk mencari kesesuaiannya. Jika rekening koran bank tersebut
dibandingkan dengan catatan perusahaan, kemungkinan ada perbedaan yang dapat
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Transaksi sudah dicatat oleh perusahaan,
tetapi belum dilaporkan oleh bank, seperti:
·
setoran
dalam perjalanan (deposit in transit),
yaitu setoran yang dilakukan oleh perusahaan (biasanya pada akhir suatu periode
yang dicakup oleh rekening koran) dan uang setoran tersebut telah diterima oleh
bank tetapi belum masuk dalam rekening koran bank karena rekening koran bank
dibuat mendahului setoran tersebut.
·
Cek
yang masih beredar (outstanding check),
yaitu cek yang sudah dibuat dan diserahkan oleh perusahaan kepada penerima
tetapi sampai akhir periode cek tersebut belum diuangkan di bank. Akibatnya
perusahaan telah mencatat pengeluaran tetapi bank belum.
2. Transaksi sudah dilaporkan di rekening
koran bank, tetapi belum dicatat oleh perusahaan, seperti:
·
Biaya
bank, yang dibebankan kepada nasabah dengan cara langsung mengurangi saldo
simpanan nasabah. Nasabah biasanya baru mengetahui hal itu pada saat menerima
rekening koran.
·
Penerimaan
tagihan oleh bank, jika bank telah menerima uang dari pelanggan perusahaan ,
kadangkala bank memberi tahu hal tersebut bersamaan dengan rekening koran.
3. Kesalahan, baik yang dilakukan oleh
perusahaan maupun oleh bank, misalnya
cek untuk membayar gaji sebesar Rp 192.000.000,00 oleh petugas akuntansi
perusahaan dicatat sebesar Rp 129.000.000,00.
Berikut adalah ikhtisar tindakan dalam
proses rekonsiliasi:
a. Transaksi sudah dicatat oleh salah satu pihak tetapi belum dicatat oleh
pihak lain.
No.
|
Item
|
Keterangan
|
Perlakuan
|
1.
|
Setoran dalam perjalanan
|
Perusahaan sudah mencatat penambahan kas tetapi bank belum melaporkan
dalam rekening koran
|
Saldo bank ditambah
|
2.
|
Cek yang sedang beredar
|
Perusahaan telah mencatat sebagai pengeluaran kas tetapi bank belum
mencatat
|
Saldo bank dikurangi
|
3.
|
Biaya bank
|
Bank telah mengurangi saldo kas perusahaan, tetapi perusahaan belum
mencatat
|
Saldo kas menurut perusahaan dikurangi
|
4.
|
Bunga/jasa giro
|
Bank telah menambah saldo kas perusahaan, tetapi perusahaan belum
mencatat
|
Saldo kas menurut perusahaan ditambah
|
5.
|
Debitur perusahaan menyetor ke rekening perusahaan di bank
|
Bank telah menambah saldo kas perusahaan, tetapi perusahaan belum
mencatat
|
Saldo kas menurut perusahaan ditambah
|
b.
Adanya kesalahan oleh bank atau oleh
perusahaan.
No.
|
Item
|
Keterangan
|
Perlakuan
|
1.
|
Penerimaan kas terlalu besar dicatat
oleh perusahaan
|
Saldo kas menurut perusahaan terlalu
besar
|
Saldo kas menurut perusahaan dikurangi
|
2.
|
Penerimaan kas terlalu besar dicatat
oleh bank
|
Saldo kas menurut bank terlalu besar
|
Saldo bank dikurangi
|
3.
|
Pengeluaran kas terlalu besar dicatat
oleh perusahaan
|
Saldo kas menurut perusahaan terlalu
kecil
|
Saldo kas menurut perusahaan ditambah
|
4.
|
Pengeluaran kas terlalu besar dicatat
oleh bank
|
Saldo kas menurut rekening koran terlalu
kecil
|
Saldo kas menurut RK ditambah
|
5.
|
Debitur perusahaan menyetor ke rekening
perusahaan di bank
|
Bank telah menambah saldo kas
perusahaan, tetapi perusahaan belum mencatat
|
Saldo kas menurut perusahaan ditambah
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kas adalah uang tunai yang paling likuid
sehingga pos ini biasanya ditempatkan pada urutan teratas dari aset. Sedangkan
setara kas adalah investasi yang sifatnya likuid, berjangka pendek, dan yang
dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko
perubahan nilai yang signifikan.
Yang tidak termasuk dalam pengertian kas, baik menurut akuntansi maupun
perpajakan adalah:
1.
Deposito yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan atau rollover
2. Prangko dan Materai
3. Kas bon atau uang muka
4. Cek mundur
dan cek kosong
Kas Kecil
adalah kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran kecil. Terdapat dua
metode pencatatan atas dana kas kecil yaitu:
- Metode
Imprest Fund (Metode Saldo Tetap)
- Metode Saldo
Berfluktuasi
3.2 Saran
Penulis
tidak membatasi kritikan maupun saran yang ingin masuk. Karena Tak ada gading
yang tak retak, maka dari itu, penulis sendiri merasa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan dan sangat mengharapkan sekali kritikan dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes Sukrisno, Estralita Trisnawati, 2007 Akuntansi Perpajakan.
Jakarata: Salemba Empat.
Gunadi, 1997.
Akuntansi Pajak Sesuai dengan Undang- Undang Pajak Baru. Jakarta : Grasindo 1997
http://pustaka.ut.ac.id/ pada tanggal 17
Desember 19.20 WITA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar