Minggu, 14 Oktober 2012

MODEL PEMBELAJARAN


MODEL PEMBELAJARAN
A.  Model Ceramah
Model ceramah cocok untuk:
a.     Penyampaian sejumlah  fakta pada siswa dalam jumlah yang besar sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan model lain.
b.     Menyampaikan sejumlah fakta yang sumbernya tidak ada pada siswa.
c.     Penyampaian kesimpulan tertentu yang sebelumnya telah di pelajari.
Model ceramah akan berhasil dengan baik jika:
a.     Guru mrupakan pembicara tang semangat.
b.     Guru menggunakan alat bantu seperti gambar, tulisan, peta, dan papan tulis atau OHP untuk menerangkan secara ringkas inti ceramahnya.
Langkah-langkah model ceramah:
a.     Tujuan harus dirumuskan sekhusus mungkin.
b.     Di selidiki wajar tidaknya pengguanaan metode.
c.     Bahan di susun mengguanakan syarat-syarat, yaitu:
·         Dapat dipahami dengan jelas,
·         Menangkap perhatian siswa,
·         Memperllihatkan kepada pendengar bahwa bahan yang itu berguna bagi kehidupannya,
·         Menanamkan perhatian yang jelas.

B.  Model Tanya Jawab
Model Tanya jawab baik untuk:
a.     Melibatkan siswa pada pada masalah yang di hadapi sehingga berpartisipasi lebih aktif.
b.     Memeriksa ketelitian dalam membaca atau mengamati sesuatu.
c.     Menyimpulkan matri yang telah di pelajari.
Model Tanya jawab akan berhasil dengan baik jika:
a.     Guru mampu mengemukakan pertanyaan yang merangsang siswa untuk berpikir.
b.     Siswa memilliki keberanian mengemukakan pikirannya secara bebas.
c.     Giligran menjawab di mberikan secara merata, tidak terpusat pada siswa-siswa tertentu saja.
Langkah-langkah model tanya jawab:
a.     Merumuskan pertanyaan dalam bentuk khusus perilakku siswa.
b.     Membuat beberapa pertanyaan yang dapat menggiring siswa pada tujuan.
c.     Meneliti mengapa mereka mengajuukan pertanyaan.
d.     Mengusahakan agar siswa berpartisipasi atau meringkias pelajaran yang lampau.
e.     Memutuskan jawaban-jawaban yang terima dan yang akan dilaksanakan.

C.  Model Diskusi
Model diskusi baik untuk:
a.     Menyadarkan siswa bahwa ada masalah yang dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan hanya satu jalan atau jawaban saja.
b.     Menyadarkan siswa bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif yang memungkinkan perolehan suatu keputusan yang lebih baik.
c.     Membiasakan siswa suka mendengar pendapat orang lain walaupun berbeda dengan pendapatnya sendiri. Membiasakan sifat toleransi.
d.     Menimbulkan kesanggupan pada siswa-siswa merumuskan pikirannya sendiri secara teratur dan dalam bentuk yang dapat di terima oleh orang lain.
Model diskusi akan berhasil jika:
a.     Guru mengetahui tugasnya sebagai pemimpin diskusi, pengatur lkalu lintas kesempatan, dinding penangkis dan penunjuk arah pembicaraan.
b.     Suiswa mengetahui peranannya sebagai peserta yang aktif mendengarkan berbagai pendapat,
c.     Brbicara mengenai masalah dan tidak melantur menyumbangkan pikiran, dapat menerima kebenaran pendapat orang lain.
d.     Pemimpin diskusi merumuskan dengan jelas permasqalahan yang akan di diskusikan, dan peserta memiliki pengetahuan ytanmg diperlukan dalam pemecahan masakah tersebut.
Pedoman penuntun diskusi:
a.     Masalah yang akan didiskusikan di tulis di atas papan sehingga di pahami oleh pesrrta diskusi.
b.     Begitupun dengan pendapat-pendapat yang di kemukakan oleh pesrta diskusi,.
c.     Dan juga isi serta bentuk jawaban yang diterima dengan suara terbanyak sebagai persetujuan.

D.  Model Pemberian Tugas-Belajar (Resitasi)
Model ini baik untuk:
a.     Mengaktifkan siswa untuk mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca , mengerjakan soal-soal dan mencoba sendiri, menghindari penegasan yang tidak terarah.
b.     Mengembanmgkan ini siatif serta tanggung jawab siswa terhadap p[enggunaan dan penerapan informasi atau pengetahuan dalam menghadapi masalah actual sehari-hari.
Model pemberian tugas berhasil jika:
a.     Tugas-tugas yang di berikan terbatas dan jelas yang menjadi masalah atau yang perlu dipecahkan.
b.     Tugas-tugas dipahami siswa aebagai sesuatu yang memang sudah sewajarnya, bebab nenyangkut kjehidupan yang bermakna.
c.     Terhadap fasilitas, misalnya buku-buku untuk menyelesaikan tugas-tugas.
d.     Dipertaruhkan taraf kesukaanatau berat tidaknya tugas dengan kemampuan siswa.

E.   Model Demonstrasi dan Eksperimen
Model demonstrasi dan eksperimen baik untuk:
a.     Membantu siswa untuk memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian karena menarik.
b.     Memudahkan berbagai jenis penjelasan karena menggunakan bahasa yang lebih terbatas.
c.     Menghindari verbalisme.
d.     Memberikan kerampilan tertentu.
Model demonstrasi dan eksperimen akan berhasil jika:
a.     Guru sebelumnya telah dapat mengumpulkan alat-alat yang diperlukan.
b.     Semua siswa dapat mengiukuti demonstrasi-eksperimen.
c.     Guru telah menetapkan secara garis besar langkah-langkah demonstrasi-eksperimen serta perkiraan waktu yang diperlukan.
Langkah-langkah model demonstrasi dan eksperimen:
a.     Merumuskan tujuan yang jelas dari sudut kecakapan atau kegiatan yang di harapkan  dapat dicapai dan dilaksanakan oleh siswa sendiri setelah demonstrasi dan eksperimen berakhir.
b.     Menyelediki keefesienan penggunaan model ini untuk mencapai tujuan.
c.     Menetapkan garis-garis besar setiap langkah suatu demonstrasi atau eksperimen  untuk di cobakan guna menambah hal-hal yang kurang atau terlupakan.
d.     Memperhitungkan jumlah waktu yang di perlukan dengan per5imbangan memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin mengajukan pertanyaan dan membuat catatan.
e.     Menetapkan apa rencana guru setelah eksperimen-demonstrasi berakhir untuk menilai hasil pembelajaran.

F.   Model Kerja Kelompok
Model kerja kelompok baik untuk:
a.     Memperbaiki perbedaan individual siswa dalam bidang kemampuan belajar atau minat.
b.     Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan serta secara aktif.
c.     Memberikan pengalaman mengorganisasi atau mengelola pengetahuan yang telah dimilik untuk pemecahan suatu masalah kelompok.
Model kerja kelompok akan berhasil jika:
a.     Guru memberika tugas kepada setiap kelompok. Ketua kelompok menjaga agar pembicaraan dalam kelompok tideak menyimpang dari pokok masah dan tidak ada orang-orang tertentu yang memonopoli pembicaraan.
b.     Siswa mengetahui dengan jelas tugas dan kewajibanya dalam kelompok serta waktu yang tersedia.
Macam-macam pengelompokan:
a.     Pengelompokan untuk mengatasi alat pembelahjaran
b.     Pengelompokan atas dasar perbedaan individual dalam minat belajar.
c.     Pengelompokan untuk memperoleh/ memperbesar keikutsertaan siswa.
d.     Pengelompokan untuk pembagian pekerjaan.
e.     Pengelompokan untuk belajar bersama secara efisisen menuju suatu tujuan.

G.  Model Sosio Drama
Model sosio drama bvaik untuk:
a.     Memberikan kesempatan kepada setiap siswa didalam menghadapi mesalah social, menempatkan diri pada tempat orang lain
b.     Meluaskan pandangan siswa.
c.     Memberikan kemungkinan bagi pemahaman orang lain serta masalahnya, menempatkan diri sendiri pada tempat orang lain.
Model sosio drama dapat berhasil dengan baoik jika:
a.     Masalah yang akan diperankan menyangkut ralasi antar manusia.
b.     Masalah yang akan di pernakan terletak dalam bidang perhatian siswa.
c.     Pernonton atau pendengar adalah siswa-siswa yang tidak sedsang menerangkan, tetapi tahu kewajibannya.
d.     Guru melukiskan masalah yang akan di perankan dengan jalas.
e.     Di dalam memerankan, siswa mendapat kebebasan sepenuhnya, makin spontan makin baik.
f.       Guru menghentikan drama pada titik puncak drama.
g.     Penyelesaian pemecahan relasi antar manusia itu dilanjutkan dengan diskusi umum.
Langkah-langkah model sosio drama:
a.     Guru menerangkan teknik secara sederhana.
b.     Situasi yang dipilih sesuai denmgan kemampuan dan yang menarik minat.
c.     Guru menceritakan peristiwa itu secukupnya untuk mengantar adegan.
d.     Pilihlah untuk pertama kali siswa yang kiranya mampu melaksanakan tugas itu.
e.     Menetapkan dsengan jelas masalah dan peranan yang harus dimainkan.
f.       Guru menetapkan peranan pendengar.
g.     Guru dapat menyarankan kalimat pertama.
h.     Guru menghentikan sosio drama pada titik puncak dan membuka diskusi umum.
i.        Dapat pule hasil diskusi siswa laian dijadikan bahan untuk menyelesaikan masalah.









SUMBER
·         BUKU MENGAJAR DAN BELAJAR ; Prof. Dr. H. Sahabuddin

Tidak ada komentar: